REALITAS MINIMNYA ANGGARAN PENDIDIKAN

Ki Supriyoko

Abstract



       Meskipun tidak bersifat mutlak,  ternyata sebagian  prediksi pada tulisan saya mengenai kemungkinan minimnya anggaran untuk sektor pendidikan dalam RAPBN 1998/1999 banyak benarnya.  Secara jelas  saya tulis bahwa ada kemungkinan anggaran pendidikan kita di dalam RAPBN 1998/1999 tidak mengalami kenaikan nilai, bila ada kenaikan tentu tidak tinggi,  bahkan ada kemungkinan justru menurun dibanding anggaran dalam APBN 1997/1998 yang masih berjalan sekarang ini. Lebih lanjut saya pun menganjurkan supaya kita mengambil kondisi pahitnya dengan mengantisipasi menurunnya nilai anggaran pendidik-an itu sendiri  (Supriyoko, "Mengantisipasi Menurunnya Anggaran Pendidikan", Pikiran Rakyat: 6 Januari 1998).

       Yang terjadi memang begitulah adanya.  Di dalam RAPBN 1998/ 1999 maka sektor pendidikan mendapatkan alokasi anggaran sebesar 4,9 trilyun rupiah.  Hal ini disampaikan oleh Presiden Soeharto dalam pidatonya di hadapan Sidang Paripurna DPR yang berlangsung tanggal 6 Januari 1998 malam hari yang lalu.

       Apabila kita melihat  angka definitifnya,  sesungguhnya anggaran pendidikan kita mengalami kenaikan angka sekitar 6 persen; yaitu dari 4,6 trilyun rupiah pada tahun anggaran 1997/1998 menjadi 4,9 trilyun rupiah pada tahun anggaran 1998/1999. Meskipun angkanya naik akan tetapi sebenarnya nilainya justru menurun;  hal ini disebabkan karena nilai rupiah itu sendiri makin merosot dalam tiga bulan terkahir ini.

       Keadaan tersebut di atas memang sudah menjadi risiko ekonomik kita yang telah menetapkan RAPBN dalam rupiah,  bukan dalam dolar (AS); pada hal banyak kebutuhan-kebutuhan pembangunan yang harus diadakan dengan dolar.  Hal ini berlaku pula untuk sektor pendidikan; misalnya untuk pengiriman mahasiswa kita untuk studi lanjut ke luar negeri, pengadaan

Full Text:

PDF
Amikom Web Archives