TINJAUAN AKADEMIS EBTANAS DI SEKOLAH

Ki Supriyoko

Abstract



       Setelah mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan, utamanya aspek keamanan hari-hari di sekitar kampanye pemilu, maka akhirnya departemen pendidikan menetapkan rescheduling terhadap kalender pendidikan. Salah satu kegiatan yang dijadwal ulang adalah pelaksanaan Ebtanas di SD, SLTP, SMU dan SMK yang kesemuaanya akan diadakan pada awal bulan Mei 1999.  Keputusan pelaksanaan Ebtanas ini cukup menarik mengingat Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) baru saja melontar usulan untuk dihentikannya Ebtanas.

       Seperti kita ketahui,  BMPS membuat usulan  kepada pemerintah supaya pelaksanaan  Ebtanas dihentikan terhitung tahun ajaran 1999/ 2000 atau tahun depan.  Sebagai dasar untuk membuat usulan antara lain jawaban Ebtanas tidak pernah dikembalikan kepada siswa, terjadi- nya manipulasi nilai di lapangan,  memberatkan siswa dan orang tua karena beayanya besar, dan sebagainya.

       Secara materiil usulan tersebut cukup argumentatif, tetapi sayang  tidak didukung dengan argumentasi akademis yang memadai. BMPS terlalu menonjolkan alasan-alasan praktis seperti terjadinya manipulasi nilai, beaya yang memberatkan, dsb.  Nampaknya BMPS tidak sempat mengoptimalkan pakar-pakar pendidikan yang ada didalamnya sehingga lontaran "manuver" yang sesungguhnya sangat strategis ini kurang terdukung oleh argumentasi akademis yang memadai.

       Oleh karena argumentasi yang diajukan untuk mendukung usulan tersebut lebih menonjolkan sisi praktisnya maka kesan emosionalitas pada usulan tersebut menjadi tidak terelakkan.  Dengan demikian Pak Juwono Sudarsono selaku menteri pendidikan menjadi terlalu mudah untuk menanggapinya, Ebtanas tetap saja akan dilaksanakan;  kalau di lapangan ada kekurangan di sana-sini hendaknya dapat dibenahi ber-sama-sama sehingga pelaksanaannya pada masa-masa mendatang akan lebih baik dan lebih sempurna. Nah, selesai bukan?


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives