BELAJAR EFEKTIF DI PERGURUAN TINGGI
Abstract
Tepat pada tanggal 31 Juli 1993 yang lalu hasil Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) telah diumum kan secara serentak di seluruh Indonesia. Seperti biasa,ada yang sukses, dan ada pula yang gagal; hal ini pasti akan terjadi karena merupakan bagian dari romantika aka-demik perguruan tinggi kita.
Seandainya ada aturan bagi yang sukses harus ter-tawa sekeras-kerasnya dan bagi yang gagal harus menangis sekeras-kerasnya maka hampir dapat dipastikan suara tawa akan "tertelan" oleh bunyi tangisan. Betapa tidak, untuk periode kali ini setiap ada satu orang yang tertawa ka-rena sukses maka di sekitarnya ada lima atau enam orang yang menangis karena gagal. Seperti diketahui persaingan dalam UMPTN memang ketat; untuk dapat menembus dinding PTN melewati jalur UMPTN ini maka setiap kandidat harus siap bersanding serta bersaing untuk menyisihkan sekitar enam atau tujuh kandidat lainnya. Tentu saja hanya kandi dat yang siap sajalah yang bisa melakukannya; terkecuali bagi kandidat yang tengah mendapatkan "lucky".
Bagi yang sukses dalam pengumuman UMPTN 1993 kali ini maka beberapa hari berikutnya akan mendapat predikat baru; yaitu sebagai mahasiswa perguruan tinggi, tentunya setelah melakukan pendaftaran ulang di perguruan tingginya masing-masing. Tulisan ini bermaksud memberi semacam kado berdasarkan pengalaman empirik bagi kandidat yang berhasil menembus dinding PTN dan sebentar lagi akan menerima predikat barunya sebagai mahasiswa (baru).