PENDIDIKAN UNTUK KEHIDUPAN YANG BERMAKNA

Ki Supriyoko

Abstract


       Setelah bekerja hampir setahun  terhitung semenjak Februari 2001, Komisi Nasional Pendidikan atau Komnas Pendidikan  yang di-bentuk oleh menteri pendidikan  akan segera mengakhiri tugasnya. Seperti halnya komnas pendidikan di berbagai manca negara, badan yang bersifat ad.hoc ini memang tidak permanen dan hanya bekerja dalam waktu tertentu untuk menghasilkan berbagai rekomendasi un-tuk memperbaiki kinerja nasional (lihat, Supriyoko: Pikiran Rakyat, 03 Juli 01).

 

       Komnas Pendidikan  telah membuat laporan  yang didalamnya memuat berbagai rekomendasi tentang bagaimana cara dan apa yang harus dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memperbaiki kinerja pendidikan nasional kita. Secara filosofis langkah-langkah apa yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan pendidikan untuk kehidupan masyarakat yang bermakna.

 

       Memang sampai sekarang belum ada pengertian baku tentang istilah kehidupan yang bermakna.  Meskipun demikian, ada semacam pengertian umum mengenai kehidupan yang bermakna;  yaitu kehi-dupan yang bermanfaat bagi diri sendiri  dan juga bermanfaat bagi orang lain.

 

       Pendidikan  untuk kehidupan yang bermakna  adalah pendidikan yang bermanfaat  bagi pelaku pendidikan dan masyarakatnya.  Di dalam konteks pendidikan nasional, pendidikan untuk kehidupan  yang bermakna itu  bisa diartikan sebagai pendidikan yang memberi nilai tambah bagi individualitas pelaku pendidikan itu sendiri serta bagi kolektivitas masyarakat Indonesia. 


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives