PRESTASI SAINS ANAK INDONESIA

Ki Supriyoko

Abstract


       Baru saja muncul dua informasi mengenai prestasi sains anak Indonesia.  Kedua informasi ini saling kontradiktif dan antagonistik antara yang satu dengan yang lain. Apabila informasi yang pertama dapat membuat senang dan sungguh membanggakan kita; sebaliknya informasi yang kedua  sungguh dapat membuat sedih dan "mempermalukan" kita.

 

       Di dalam forum  Asian Physics Olympiads (APhO) ke-2 yang baru saja diselenggarakan di Taiwan,  delegasi Indonesia berhasil meraih prestasi yang membanggakan. Rezy Pradipta, seorang siswa dari SMU Taman Taruna Nusantara, nyata-nyata berhasil menggondol medali emas atas prestasi terbaiknya.  Konon,  para juri dibuat terkagum-kagum oleh anak Indonesia ini ketika ia menjelaskan pem-buktian Hukum Keppler 1, Hukum Keppler 2, dan Hukum Keppler 3 yang sudah ditemukan sejak empat abad silam.

 

       Di samping medali emas,  tim Indonesia juga berhasil meraih 1 medali perak atas nama Frederick Petrus, 1 medali perunggu atas nama Abrar Yusra,  serta 3 honorable mention masing-masing atas nama Agustinus P. Sahanggamu, Christoper Hendriks dan Rizki M. Ridwan. Benar-benar membanggakan.

 

       Informasi kedua datang dari TIMSS, The Third International Mathematics and Science Study.  Di dalam forum internasional yang diikuti oleh peserta dari 42 negara ini ternyata pencapaian prestasi sains siswa Indonesia relatif sangat rendah.  Dalam kompetisi yang telah melibatkan ribuan siswa SLTP di Indonesia  dan puluhan ribu siswa sederajat di 41 negara lainnya ini  ternyata pencapaian prestasi anak Indonesia masih jauh dari kata memuaskan.


Full Text:

Untitled () PDF
Amikom Web Archives