KRP DAN PENYEMPURNAAN UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN
Abstract
Ibarat kapal besar, sepertinya Indonesia nyaris tenggelam. Sementara kapal-kapal lain melaju dengan kencang, kapal Indonesia berjalan sangat lamban, bahkan nyaris berhenti. Para awak kapal kita belum dapat berkonsentrasi penuh untuk melajukan kapal sece-pat kapal-kapal lain, tetapi sedang bekerja keras untuk menambal dinding yang bocor. Itulah sebabnya kapal kita berjalan pelan dan paling belakang dibanding kapal-kapal lainnya.
Senyatanya memang demikianlah adanya. Dalam konteks dunia global, sejak badai krisis ekonomi menerpa maka Indonesia memang kurang dapat berprestasi secara optimal. Fondasi ekonomi kita nya-ris runtuh, skema politik kita kacau, kesehatan dan kependudukan kita remuk, pendidikan kita tertinggal, dan hampir semua indikator kemajuan kita bernilai merah.
Dalam hal daya saing ekonomi, WEF dalam laporan aktualnya "Global Competitiveness Report 2000" hanya menempatkan Indonesia di urutan 44 dari 53 negara; padahal tiga tahun sebelumnya, tahun 1997, kita pernah menempati ranking 15. Di dalam hal pembangunan manusia yang indikatornya meliputi pendidikan, kependudukan, dan kesehatan, UNDP dalam laporan mutakhirnya "Human Development Report 2000" hanya menempatkan Indonesia di ranking 109 dari 174 negara. Negara-negara tetangga kita seperti Australia, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Filipina masing-masing sudah ada di urutan 4, 24, 32, 61, 76 dan 77. Lima tahun lalu kita masih berada di ranking 90-an.
Sepertinya kapal kita benar-benar sedang berhenti di tempat sementara kapal-kapal lain melaju makin kencang.