TENTANG WAWASAN KEBANGSAAN

Ki Supriyoko

Abstract


       Sudah menjadi kebiasaan bangsa Indonesia setiap datang hari kebangkitan nasional senantiasa diperingati dengan seksama dan penuh khidmat;  hal ini sangat wajar karena kebangkitan nasional telah disepakati oleh bangsa kita sebagai momentum yang sangat strategis dalam menum-buhkan wawasan kebangsaan Indonesia.

 

       Secara historis memang harus diakui bahwa masalah perjuangan, persatuan dan kesatuan "bangsa" yang menan-dai adanya  wawasan kebangsaan memang sudah tumbuh subur di negara kita ini sejak berabad-abad yang silam; sejak Zaman Majapahit (abad ke-14) atau bahkan Zaman Sriwijaya(abad ke-7)  semangat "kebangsaan" tersebut telah mulai memercik, meskipun secara embrional. Tentu saja termino-logisasi "bangsa" dalam konteks ini harus diinterpretasi secara khusus.

 

       Beberapa contoh dapat diangkat; perlawanan Sultan Agung dan Pangeran Diponegoro (Jawa),  Sultan Hassanudin (Sulawesi), Teuku Umar (Aceh), Pattimura (Ambon), Sisi-ngamangaraja (Batak),  dsb,  terhadap kaum penjajah yang terjadi  pada abad 'belasan' menunjukkan adanya kesamaan wawasan; yaitu wawasan anti penjajahan.


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives