TENTANG WAWASAN KEBANGSAAN
Abstract
Sudah menjadi kebiasaan bangsa Indonesia setiap datang hari kebangkitan nasional senantiasa diperingati dengan seksama dan penuh khidmat; hal ini sangat wajar karena kebangkitan nasional telah disepakati oleh bangsa kita sebagai momentum yang sangat strategis dalam menum-buhkan wawasan kebangsaan Indonesia.
Secara historis memang harus diakui bahwa masalah perjuangan, persatuan dan kesatuan "bangsa" yang menan-dai adanya wawasan kebangsaan memang sudah tumbuh subur di negara kita ini sejak berabad-abad yang silam; sejak Zaman Majapahit (abad ke-14) atau bahkan Zaman Sriwijaya(abad ke-7) semangat "kebangsaan" tersebut telah mulai memercik, meskipun secara embrional. Tentu saja termino-logisasi "bangsa" dalam konteks ini harus diinterpretasi secara khusus.
Beberapa contoh dapat diangkat; perlawanan Sultan Agung dan Pangeran Diponegoro (Jawa), Sultan Hassanudin (Sulawesi), Teuku Umar (Aceh), Pattimura (Ambon), Sisi-ngamangaraja (Batak), dsb, terhadap kaum penjajah yang terjadi pada abad 'belasan' menunjukkan adanya kesamaan wawasan; yaitu wawasan anti penjajahan.