ALOKASI DANA PENELITIAN DALAM RAPBN 1993/1994

Ki Supriyoko

Abstract


       Sebuah tradisi politis pidato presiden menjelang tahun anggaran baru guna menyampaikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) di hadapan anggota wakil rakyat kiranya merupakan kebiasaan kenegaraan yang konstruktif; apalagi pidato tersebut secara langsung dapat dinikmati oleh masyarakat luas, meski harus melalui bantuan media. Dengan mengikuti pidato presiden ini kita dapat mengetahui secara lebih pasti kemampuan ekonomi "rumah tangga" negara, sekaligus kebijakan dan strategi pembangunan yang akan ditempuhnya.

 

       Kiranya kita pantas bersyukur, di tengah-tengah gencarnya berbagai isu politis dunia yang menimbulkan berbagai spekulasi mengenai bantuan luar negeri ternyata RAPBN 1993/1994  mengalami kenaikan yang berarti apabila dibandingkan dengan APBN 1992/1993.

 

       Lebih dari itu upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak "luar", meski belum hilang sama sekali,  makin terlihat dalam formulasi RAPBN 1993/ 1994 tersebut. Hal ini menyiratkan makin mantapnya keman dirian kita dalam menjalankan roda-roda pembangunan.

 

       Apabila dibandingkan dengan APBN 1992/1993 maka RAPBN 1993/1994 mengalami kenaikan sebesar 11,07%; yaitu dari 56.108,6 miliar rupiah (1992/1993) menjadi 62.322,1 miliar rupiah (1993/1994). Bila dibandingkan dengan APBN empat atau lima tahun yang lalu, APBN 1988/1989 yang be-sarnya 28.963,6 miliar rupiah,  maka nominal kenaikannya mencapai lebih dua kalinya.  Jujur saja, diakui atau ti-dak, hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pemerintah kita, khususnya di bidang ekonomi.


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives