MENEKAN BIAYA PENDIDIKAN
Abstract
Wacana yang berkembang menghendaki pendidikan murah, apalagi gratis, sangat bertentangan dengan kenyataan yang ada, karena sebenarnya sangat menyesatkan. “Rasanya tidak ada di antara kita yang tidak percaya bahwa kita membutuhkan anggaran yang lebih besar lagi untuk bidang pendidikan nasional. Kita belajar dari pengalaman bahwa pendidikan me-merlukan biaya yang sungguh tidak kecil”. Demikian dikatakan Presiden Megawati dalam acara peringatan Hardiknas di SMAN 13 Jakarta pada tanggal 5 Mei yang lalu (Media Indonesia, 6/5/2004).
Pernyataan Bu Mega selaku presiden RI tersebut rasanya merupakan tanggapan atas banyaknya keluhan masyarakat tentang rendahnya kualitas pendidikan kita di satu sisi dan mahalnya biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh masyarakat di sisi lain. Dua keluhan yang sesungguhnya saling tali temali.
Seperti diketahui dalam laporannya, “Human Development Report 2003”, UNDP menempatkan Indonesia pada peringkat 112 dari 174 negara dalam hal pencapaian HDI. Rendahnya peringkat HDI ini secara tidak langsung menunjukkan rendahnya kualitas pendidikan kita. Padahal untuk meningkatkan kualitas diperlukan biaya tinggi; tak pernah ada pendidikan berbiaya rendah menghasilkan pendidikan yang bermutu. Karena kemam-puan ekonomi masyarakat terbatas maka gejala ini memunculkan keluhan tentang mahalnya biaya pendidikan. Akhir-akhir ini memang banyak ang-gota masyarakat mengeluh tentang mahalnya biaya pendidikan.