EVALUASI PENDIDIKAN DIY 1992
Abstract
Dari tahun ke tahun Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) senantiasa mencatat peristiwa yang sangat unik dan menarik dalam perjalanan pendidikannya. Peristiwa pendidikan yang sangat unik dan menarik ini dapat berkonotasi positif maupun negatif; dapat pula berkesan konstruktif-inovatif, akan tetapi juga dapat berkesan destruktif-konvensional.
Apabila dari waktu ke waktu pencapaian prestasi belajar siswa sekolah dasar dan menengah di DIY relatif lebih memuaskan (meski belum optimal) dibandingkan siswa di luar DIY, katakanlah misalnya pencapaian rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) SD, SLTP dan SLTA, maka keadaan yang demikian ini merupakan catatan peristiwa pendidikan yang positif dan konstruktif.Pada sisi yang lain apabila pernah terjadi kasus pembatalan kelulusan siswa SMP pada salah satu sekolah di DIY sehingga sempat membuat "heboh" masyarakat maka keadaan yang demikian merupakan catatan peristiwa pendidikan yang negatif dan destruktif.
Tentunya masih terkesan dalam ingatan kita bahwa pada tahun 1991 yang lalu terjadi peristiwa pendidikan yang cukup unik dan menarik untuk disimak; yaitu peristiwa pembatalan kelulusan siswa SMP. Tegasnya siswa yang sudah dinyatakan lulus akhirnya dicabut kembali kelulusannya tersebut karena berbagai alasan. Peristiwa ini benar-benar telah menampar muka korp Depdikbud oleh karena secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kejujuran dalam sistem evaluasi akhir, khususnya berkait langsung dengan isu pelaksanaan pengkatrolan nilai. Inilah polusi pendidikan yang terjadi di DIY.