MENEPIS PERSEPSI UNIVERSITAS KELAS DUA

Ki Supriyoko

Abstract


       Delapan tahun silam, tepatnya tanggal 8 September 1984, Presiden Soeharto berkenan meresmikan kiprah Universitas Terbuka (UT) dalam upayanya membantu memberikan pelayanan pendidikan tinggi. Waktu itu secara simultan perguruan tinggi kita tengah menghadapi dua kompleksitas sekaligus, yaitu kompleksitas kuantitas dan kompleksitas kualitas. Dari dimensi kuantitas terdapat jutaan lulusan sekolah menengah yang tidak bisa melanjutkan studinya ke perguruan tinggi karena terbatasnya daya tampung; sedang dari dimensi kualitas banyak lulusan pendidikan tinggi yang diragukan mutunya oleh masyarakat.

 

       Dalam upayanya untuk mensimplifikasi kompleksitas yang pertama itu, mengenai kuantitas, maka UT didirikan. Dalam sambutannya waktu itu Presiden Soeharto menyatakan bahwa didirikannya UT merupakan jawaban tepat untuk mera takan pelayanan pendidikan tinggi kita dalam kondisi dan situasi peri kehidupan masyarakat, khususnya dikarenakan wilayah kepulauan negeri ini yang sangat luas.

 

       Waktu itu memang banyak  lulusan sekolah menengah yang "frustasi" disebabkan sulitnya mencari tempat untuk melanjutkan studinya;  dan di antara mereka banyak yang mengalami kesulitan geografis,  artinya perguruan tinggi idamannya terletak sangat jauh dari tempat tinggal yang mana kejauhan ini mengandung konsekuensi logis untuk me-realisasikannya. Dengan kata lain untuk bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi terdapat banyak kesulitan atas jauhnya jarak tempat tinggal dengan perguruan tinggi.


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives