BUDAYA ANTI SERIUS DALAM TELEVISI PENDIDIKAN INDONESIA
Abstract
Membuat kemasan audio-visual bagi program-program pengajaran yang mendidik sekaligus menarik itu memang sangat sulit. Ketika saya diminta presentasi dalam seminar sehari Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) untuk mencari masukan konstruktif bagi pengembangan TPI itu sendiri saya katakan bahwa program-program pengajaran yang diaudio visualkan itu seperti pepatah Cina "jamu yang berkhasiat pahit rasanya".
Pada kenyataannya memang permasalahan itulah yang sampai sekarang dihadapi oleh teman-teman di TPI; yaitu membuat program-program pengajaran yang secara material pada berisi (berkhasiat) dan secara medional dapat mena-rik pirsawan untuk mengikutinya (tidak pahit). Di sekeli ling kita banyak jamu yang manis namun kurang berkhasiat, dan banyak jamu yang berkhasiat namun kurang manis. Bagi TPI, kini banyak program pengajaran yang secara material sangat hebat akan tetapi secara medional kurang menarik, atau sebaliknya program pengajaran yang secara medional sangat menarik akan tetapi secara material kurang berisi. Sangatlah sedikit program pengajaran yang materinya padat berisi sekaligus penyajiannya menarik.
Dalam kapasitasnya sebagai lembaga pertelevisian yang mengemban misi utama pendidikan, termasuk di dalam-nya pengajaran, maka TPI mau tidak mau harus dapat menya jikan program-program pendidikan, khususnya pengajaran, yang materinya memang padat berisi serta dari sisi media memang menarik minat pemirsanya (interestable).