DINAMIKA ANGGARAN PENDIDIKAN
Abstract
Tradisi politis pidato presiden setiap awal tahun untuk menyampaikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) senantiasa mendapat perhatian dari banyak kalangan; baik kalangan dalam maupun luar negeri. Hal ini juga berlaku pada pidato Presiden Soeharto yang disampaikan tanggal 6 Januari 1992 yang baru lalu untuk menghantarkan nota keuangan dan RAPBN Tahun 1992/1993 di hadapan sidang DPR kita.
Bagi banyak kalangan RAPBN 1992/1993 mendapatkan tanggapan yang positif. Tercerminnya upaya mengurangi ke tergantungan dari pihak "luar" dan naiknya nominal ang-garan merupakan dua point penting yang secara akumulatif akan menentukan keberhasilan pembangunan negara kita di masa mendatang; setidak-tidaknya dalam periode tahun ang garan 1992/1993. Berkurangnya ketergantungan pada pihak luar akan menaikkan kredibilitas pembangunan; sedangkan naiknya anggaran diharapkan mampu mempertinggi kuantitas pembangunan, dan sudah barang tentu dengan kualitasnya..lh8
Seperti yang telah kita ketahui bila dibandingkan dengan APBN 1991/1992, yaitu 50,55 trilyun rupiah, maka RAPBN 1992/1993, sebesar 56,11 trilyun rupiah, mengalami kenaikan yang berarti; yaitu mencapai 11%. Jumlah RAPBN 1992/1993 ini akan digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin sebesar 33,20 trilyun rupiah dan untuk pengeluaran pembangunan sebesar 22,91 trilyun rupiah.