CINA BELAJAR DARI INDONESIA

Ki Supriyoko

Abstract


Seperti biasa jam 03.00 pagi saya bangun, sholat malam, buka e-mail, dan menjelajah dunia “mengendarai” internet. Pagi itu ada e-mail masuk dari Huazhong Normal University (HNU); seorang civitas pascasarjana minta ijin untuk menjadikan makalah-makalah saya yang sudah ada di HNU sebagai bahan diskusi di Program Pasca Sarjana mengenai kehidupan yang konon dianggap sudah keterlanjuran materialismenya.

 

       Meski banyak perguruan tinggi di Cina dan Hong Kong pernah saya kunjungi, bahkan kantor Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi Cina pun pernah saya kunjungi, akan tetapi HNU belum. Tetapi saya ingat betul, dari seorang pejabat Ditjen Pendidikan Tinggi Cina saya mendapat informasi bahwa HNU termasuk universitas yang bonafide.

 

       Berdasarkan pada ‘Top 40 General and Science Universities in China’ yang cukup populer itu; HNU berada pada ranking ke 16 dari 40 universitas di Cina. Ranking pertama adalah Tsinghua University, kedua Peking Uni-versity, ketiga Nanjing University, dan ditutup ranking paling bontot adalah Central China Agricultural University. Jadi HNU yang berada di Daerah Wuhan sama sekali bukan universitas jelek; dan realitas ini lebih membuat bangga atas pemikiran-pemikiran saya yang dijadikan dasar berdiskusi ten-tang kehidupan ini oleh para mahasiswa pascasarjana universitas tersebut.


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives