BATAL “MEMANGKU” PAK HARTO

Ki Supriyoko

Abstract


Penuturan Mas Amien Rais tentang penolakannya untuk dicapreskan sebagaimana telah dimuat di KR, 5 Oktober 2006, memberikan jawaban pada masyarakat tentang mengapa beliau waktu itu tidak mau dicalonkan atau mencalonkan diri menjadi presiden. Karena yang menuturkan adalah pelakunya sendiri tentu dijamin kebenarannya, terkecuali ada faktor lain yang menyamarinya.

       Setelah buku Pak Habibie, “Detik-Detik yang Menentukan”, diluncur-kan di masyarakat, maka perbincangan mengenai “detik-detik reformasi” memang kembali bergulir. Penuturan Mas Amien tentu sangat penting karena peristiwa yang dialami beliau merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah reformasi itu sendiri. Apalagi hal itu dituturkan oleh pelaku sejarah-nya sendiri. Kiranya siapa pun tahu bahwa Amien Rais adalah sosok dan tokoh penting dalam sejarah reformasi bangsa Indonesia.

       Kalau saya sekarang menulis tentang apa yang saya alami bersama Mas Amien pada ‘Hari H’ terjadinya peristiwa anarkis pada tanggal 14 Mei 1998 tentu tidak berarti saya menyejajarkan diri dengan beliau. Saya sangat  menyadari dalam masalah politik bukan levelnya; namun saya bermaksud melengkapi kisah perjuangan seorang Amien Rais yang bagi masyarakat kita memang fenomenal itu.  


Full Text:

PDF
Amikom Web Archives