“MENAIK-KELASKAN” PENDIDIKAN INDONESIA
Abstract
Kalau dapat diibaratkan penjenjangan dalam satuan pendidikan, konon kinerja pendidikan nasional kita ibarat kelas satu SD; sedangkan kinerja pendidikan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Australia dan beberapa negara lain sudah ada yang kelas satu SMP, kelas tiga SMA, bahkan ada yang sudah mencapai perguruan tinggi.
Mengapa kinerja pendidikan nasional Indonesia masih kelas satu SD? Karena, meskipun Indonesia sudah merdeka selama 60 tahun tetapi masih banyak menghadapi masalah elementer pendidikan yang tidak pernah dapat diselesaikan secara tuntas; misalnya gedung sekolah yang bobrok, kualitas guru yang memilukan, pelaksanaan ujian nasional yang penuh dengan tipu muslihat, dsb. Karena ini semualah maka sangat sedikit sekolah di negara kita yang diakui mutunya oleh lembaga internasional.
Dari publikasi The International Baccalaureate Organization (IBO), sebuah badan internasional yang berpusat di Switzerland (administrasi) dan Inggris (riset dan kurikulum), tahun 2005 yang lalu sangat sedikit sekolah di Indonesia yang diakui mutunya; baik kategori The Primary Years Program (PYP) untuk siswa berusia 3 s/d 12 tahun yang di Indonesia setara dengan SD dan MI, The Middle Years Program (MYP) untuk siswa berusia 12 s/d 16 tahun yang di Indonesia setara dengan SMP dan MTs, maupun The Diploma Program (DP) untuk siswa berusia 16 s/d 19 tahun yang di Indonesia setara dengan SM dan MA.