CHINA PUN PELAJARI KI HADJAR
Abstract
Orang Islam tentu mengenal hadist riwayat Ibnu Uda, Uthlubuull ilma walau biishshiin(i); yang artinya tuntutlah ilmu walau ke Negeri China. Makna hadist itu menganjurkan umat Islam untuk belajar menambah ilmu meskipun sampai jauh tempatnya dan bukan pada orang Islam. Mengapa China? Pada jaman Nabi Muhammad SAW, 14 abad silam, Negeri China yang berpenduduk nonmuslim amat terkenal peradabannya; apalagi mereka punya “nabi” seperti Lao Tse, Kung Fu Tse, dan sebagainya.
Hadist yang sarat dengan makna tersebut seringkali hanya ditafsirkan secara harafiah saja, yaitu supaya kita pergi ke China untuk mencari ilmu. Tidak mengapa, karena hal itu sekarang benar-benar terjadi.
Baru-baru ini belasan “pendekar” dari berbagai perguruan tinggi yang ternama di Indonesia seperti Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengunjungi Kota Nanjing, China dalam rangka menjalin kerja sama pendidikan dengan Jiangsu Provincial Department of Education (JPDE), khususnya di bidang bahasa dan keb