INDAHNYA MEMAAFKAN (2)

Mohammad Suyanto

Abstract


 

Waktu yang ditentukan untuk kembalinya si Badui semakin mendekat, namun tidak ada tanda-tanda sedikitpun akan kembali si Badui itu. Para keluarga istana memintakan kebijakan sang Raja dan mereka saling berbisik, ”Siapakah yang pernah mendengar bahwa seorang terpidana mati melompat dengan sukarela ke jurang kematian?”

Saudara Nukman berangsur-angsur bertambah sedih dan Nukman dilanda depresi. Tetapi keadilan harus ditegakkan. Sang algojo siap menghunus pedangnya. Dan saudara Nukman bersiap-siap menghadapi hukuman mati.

Tiba-tiba sebuah bayangan hitam muncul di ufuk langit. Bayangan tersebut bergerak cepat dan semakin lama semakin besar dan jelas bentuknya. Semua orang melihat dengan seksama bayangan tersebut. Dan ternyata bayangan itu tidak lain si Badui berlari seperti kesetanan menuju ke tempat eksekusi. Dengan napas terengah-engah dan tubuh basah oleh keringat, pemuda Badui bergegas menghadap Nukman dan berkata, „Maaf beribu maaf tuan. Teman-teman dan anggota keluargaku mencegahku untuk kembali ke sini dan karenanya aku sedikit terlambat datang. Sekarang laksanakan hukuman tuan kepada hamba dan bebaskanlah orang yang telah memberi jaminan bagilu.“

Saudara Nukman berkata, „Pemuda tak dikenal ini meminta tengggang waktu dengan alasan yang sangat masuk akal. Tak seorangpun yang bersedia menjadi jaminan baginya. Oleh karena itu aku mengajukan diri. Tetapi penduduk padang pasir yang buta huruf ini telah mengungguliku dalam kemuliaan hatinya.“

Sementara itu dua bersaudara yang mengajukan si Badui juga turut berkata, „Tuan! Apakah kemuliaan hati hanya menjadi monopoli kedua orang muda ini. Apakah kiami tidak memiliki kemuliaan hati sedikitpun dalam hati kami? Kami telah memaafkan si Badui atas pembunuhan yang ia lakukan pada ayah kami.”

Nukman berkata, ”Hari ini kalian telah melakukan kebajikan moral yang paling mulia di hadapan kami. Tetapi mengapa kalian menyisihkan diriku dari kiebajikan ini? Anak muda! Kamu bebas! Kembalilah kepada keluargamu. Bendaharaku! Bayarkanah dari uang pribadiku sepuluh ribu dirham kepada kepada kedua anak muda ini sebagai ganti rugi atas kehilangan ayah mereka.”  

Itulah keindahan memaafkan orang lain yang telah melakukan kesalahan besar. Memaafkan ternyata butuh pengorbanan yang luar biasa, memaafkan butuh energi untuk menenggelamkan ego. Memaafkan memang pekerjaan yang sangat sulit, tetapi kalu kita mampu, Allah akan memberikan hadiah yang luar biasa, menjaga dari api neraka dan memasukkan kita ke dalam surga. Hari Raya Idhul Fitri merupakan hari besar, hari menjadikan kita suci kembali, hari kemenangan tempat untuk kita saling memaafkan menuju hidup yang indah, yang diridoi Allah SWT.  Meskipun demikian hari raya di dunia adalah peringatan bagi hari raya di akhirat, sebagian orang berjalan kaki, sebagian lain naik kendaraan, sebagian lain berpakaian bagus, tetapi sebagian lain berpakaian apa adanya bahkan telanjang, sebagian bersuka ria dan sebagian lain bersedih dan menangis yang sesungguhnya mirip dengan perjalanan hari kiamat.

Diriwayatkan bahwa Allah SWT berfirman kepada Nabi Musa :”Barang siapa mampu untuk membalas tapi ia memaafkan, maka Aku akan melihatnya setiap hari tujuh puluh pandangan dan barang siapa yang Aku pandang sekali, maka Aku tidak akan menyiksanya dengan api nerakaKu.”


Amikom Web Archives