KIAT SUKSES MENJADI ENTREPRENEUR BAGI ORANG BIASA (8)

Mohammad Suyanto

Abstract


Mimpi telah membuktikan sesuatu yang dahsyat yang tak terpikirkan sebelumnya. Bahkan kadangkala pencapaiannya melewati apa yang kita impikan. Mimpi merupakan doa kita kepada Tuhan. Lebih baik kita meminta kepada Tuhan permintaan yang besar, daripada meminta dengan permintaan yang kecil, karena Tuhan Maha Pemberi dan Maha Kaya, yang akan mengabulkan doa kita, kalau kita berdoa dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk menggapainya. Setiap kita berdoa, Malaikat Tuhan menata jalan untuk meraih apa yang kita impikan. Mimpi itu akan semakin cepat tercapai apabila usaha keras untuk menggapai impian itu kita lakukan. Meskipun demikian, kadangkala rencana Tuhan tidak sesuai persis dengan apa yang kita impikan, tetapi rencana Tuhan itu pasti yang terbaik untuk kita. Andaikan mimpi itu tidak kita petik di dunia, mudah-mudahan kita dapat memetiknya di akhirat kelak.

Setelah bermimpi dalam bisnis, mimpi harus ada langkah untuk menggapai mimpi tersebut, tahap demi tahap. Tahap ketiga untuk menjadi entrepreneur adalah mengambil langkah memulai bisnis, meskipun hanya dengan langkah bisnis yang kecil. Inilah yang tersulit dalam tahapan menjadi entrepreneur, sehingga entrepreneur di Indonesia, hanya berjumlah 1,2 % dari penduduk. Dapat dikatakan dari 100 orang yang dapat melangkah mulus itu hanya 1 atau 2 orang saja, yang lainnya tidak berani melangkah. Dengan tidak berani melangkah, sampai kapanpun tidak akan menjadi entrepreneur. Kebanyakan orang yang menemui saya, kenapa mereka tidak menjadi entrepreneur, karena membayangkan kegagalan lebih dahulu, sehingga kebanyakan orang pada langkah ini berhenti atau     98,8 % berhenti. Saya memahami hal itu, memang sesungguhnya semua orang takut terhadap kegagalan. Sayapun juga demikian, tetapi karena hanya dua pilihan yaitu melangkah atau berhenti, maka saya memilih melangkah. Langkah pertama ini yang sesungguhnya paling penting. Tahap ini merupakan tahap dengan energi paling besar, seperti lokomotif menarik gerbong kereta api yang diam, dibutuhkan daya yang besar ketika akan berjalan, tetapi setelah gerbong itu berjalan, daya yang dibutuhkan relatif lebih kecil. Demikian memulai bisnis, energi yang paling besar adalah saat akan memulai bisnis, tetapi setelah mulai, maka energinya relatif lebih kecil. Maka rahasianya, tahap ini harus dilewati, meskipun energinya paling besar, tanpa harus berpikir kegagalan dan berpikir belum menguasai bisnis, meskipun hanya bisnis yang kecil. Saya bersama kawan-kawan memulai bisnis bimbingan tes, hanya dengan menyewa ruangan dengan sewa Rp. 25.000,- per bulan dengan jumlah siswa pertama hanya 2 orang. Agar siswanya kelihatan banyak, meminta tetangga sejumlah 3 orang untuk ikut bimbingan secara gratis, tetapi dengan syarat membawa sepeda motor, sehingga kelihatan dari luar ada aktivitas. Saya memulai STMIK AMIKOM Yogyakarta juga dengan hanya menyewa rumah yang belum saya bayar, karena memang tidak punya uang, tetapi mempunyai mimpi dan doa.

Ilmu yang paling mahal dalam bisnis adalah mencoba bisnis itu, baik bisnis itu gagal atau berhasil. Untuk mengurangi resiko besar, kita dapat memulai bisnis dari yang kecil, sehingga kalau gagal ruginya tidak banyak. Saya mengibaratkan memulai bisnis itu seperti sekolah atau kuliah. Kalau berbisnis itu rugi, itu adalah SPP kuliah bisnis, sedangkan kalau untung itu berarti kuliah mendapat beasiswa. Dengan demikian sesungguhnya, apakah bisnisnya rugi atau untung semuanya selalu untung untuk menggelindingkan bisnis berikutnya. Ini tidak akan diperoleh kalau tidak dicoba. Lebih baik mencoba dan gagal, daripada gagal mencoba.

Full Text:

PDF
Amikom Web Archives