BISNIS KAUM NABASIA (4)
Abstract
Secara mendasar, kekuatan ekonomi suatu bangsa dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber yang berasal dari dalam dan sumber yang berasal dari luar. Sumber ekonomi kaum Nabasia dari dalam antara lain produksi bitumen, membiakkan kuda, dan biri-biri, tembikar dan tembaga. Kaum Nabasia mengendalikan produksi bitumendunia. Bitumen merupakan suatu campuran cairan organik yang sangat kental, lengket, berwarna hitam yang dapat dilarutkan seluruhnya dalam Carbon disulfide (CS2). Bitumen kita kenal dengan ”aspal”. Bitumen digunakan untuk membalsem dan untuk kapal anti air serta di Mesir nilainya sangat tinggi. Di Yunani, bitumen, digunakan sebagai adukan semen dalam tembok Babilonia. Di Qartaj (Tunisia), bitumen digunakan dalam konstruksi.
Kaum Nabasia tidak hanya memelihara kuda, tetapi mereka membiakkan dan mungkin telah terlibat dalam pengembangan kuda kaum Arabia. Kuda dari kaum Nabasia, sewaktu tidak digunakan angkatan perang Romawi, biasanya digunakan untuk sirkus dan pacuan di sekeliling Kekuasaan Romawi. Menurut Diodorus, kaum Nabasia juga menggembala biri-biri. Kaum Nabasia menghasilkan tembikar yang kualitasnya tinggi dan unik serta diproduksi dalam jumlah yang besar. Kaum Nabasia juga memberdayakan tembaga dari sisi timur Wadi Arabah untuk diekspor.
Sedangkan pendapatan yang diperoleh kaum Nabasia dari luar berasal dari bisnis dengan Arab, Afrika, India dan Cina meliputi bisnis kemenyan, rempah-rempah dan barang mewah. Menurut Periplus Maris Erythraei, pedagang kuno bepergian ke India semasa Kekuasaan Romawi. Kaum Nabasia telah memonopoli dari beberapa barang tersebut dan menghasilkan kekayaan yang besar. Mereka mengunjungi Gadara, Gerasa, Rabbath-Ammon, Sungai Mesir dan Italia, Yunani, Rhodes serta Asia Minor. Mereka juga mengunjungi Tiber, Sungai Maeander, Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Salah satu pelabuhan terkemuka mereka adalah Aila dengan pemandangan sumber mata air musim semi, kesejukan pohon kurma dan pohon palem yang hijau terletak pada lembah bukit Edom selatan di pojok Teluk Aqaba. Kaum Nabasia berlayar dari Gaza dan Ascalon lewat Caesarea dan Aleksandria melintasi Mediterania menuju Italia dan Yunani. Di Italia, mereka mengunjungi Puteoli yang dekat dengan Naples.
Sepanjang dua abad perama Masehi, ketika jalur laut ke India semakin dikenal oleh para pelaut Romawi, ketika rute kafilah dari timur ke barat secara bertahap bergeser semakin ke utara dan berpusat di Palmyra, serta ketika bisnis dari utara ke selatan bergerak lebih ke timur mengikuti rute perjalanan ibadah haji dan jalur akereta api di Hjir saat ini. Petra kehilangan posisi pentingnya dan pamor kerajaan Nabasia mulai menurun. Setelah peran kota itu menurun dratis pada 105 M, karena keserakahan penguasa dan serangan mendadak bangsa Trayan, Petra Arabia dimasukkan (tahun 106) ke dalam kekuasaan Romawi dengan nama Prosisi Arabia, dan sejak saat itu sejarah Petra terhenti selama berabad-abad.