BELAJAR DARI STRATEGI PENJAHIT (1)

Mohammad Suyanto

Abstract


 Ketika saya mengisi seminar bersama Pak Jeremy Thomas tentang kewirausahaan di STMIK AMIKOM Yogyakarta. Acara tersebut untuk membekali calon wisudawan agar setelah lulus tidak mencari pekerjaan, tetapi dapat menciptakan pekerjaan, meskipun barangkali hanya untuk dirinya sendiri. Pada sesi pertama yang menyampaikan pembekalan adalah Pak Jeremy Thomas, pemain sinetron yang terkenal, tetapi saat ini menjadi seorang Pengusaha. Ia telah mendirikan perusahaan bernama VMT.  “Kalau dahulu sebagai pemain sinetron saya menjual fisik saya, tetapi sebagai Pengusaha seperti sekarang ini saya menjual otak saya” kata Pak Jeremy.

Materi yang sangat menyentuh hati saya dari Pak Jeremy adalah materi tentang strategi seorang penjahit yang cerdas. Pak Jeremy bercerita tentang seorang penjahit yang hanya lulus SD yang otaknya cerdas dalam menangkap peluang. Penjahit tersebut bernama Pak Jon. Pada suatu waktu penjahit tersebut datang ke tempat Pak Jeremy untuk menawarkan jasa pembuatan jas. Setelah memperkenalkan diri, kemudian Pak Jon berkata “Pak Jeremy adalah orang yang penting bagi saya. Pak Jeremy kan selebritis, kalau boleh saya buatkan jas dulu, nanti kalau cocok baru dibayar, tetapi kalau tidak cocok jangan dibayar” kata Pak Jon. “Kalau tidak cocok nanti kasihan sama Bapak, kalau nanti rugi?” tanya Pak Jeremy. “Tidap apa-apa Pak” jawab Pak Jon. Kemudian, Pak Jon menunjukkan gambar dalam beberapa majalah luar negeri, para selebritis luar negeri yang sedang memakai jas. Meskipun majalah yang dibawa hanyalah majalah bekas yang dapat dibeli di toko majalah bekas dengan harga yang sangat murah. Pak Jon meminta Pak Jeremy untuk memilih salah satu jas yang dipakai selebritis luar negeri. “Modelnya pilih yang mana Pak?” tanya Pak Jon. Setelah Pak Jeremy memilih salah satu model jas, selanjutnya Pak Jeremy diukur badannya oleh Pak Jon dan semua ukuran telah dicatat. “Satu bulan lagi mudah-mudahan sudah jadi Pak” kata Pak Jon sambil berpamitan pulang.

Pelajaran pertama yang kita peroleh dari Penjahit yang hanya lulusan SD tersebut adalah sesuatu yang luar biasa. Ia tidak hanya sekedar menawarkan produk yang hebat dan nyaman dipakai, tetapi ia mencoba untuk memahami apa yang dinginkan pelanggannya, karena pelanggan menginginkan lebih dari apapun untuk dihargai dan dipedulikan dengan sungguh-sungguh. Pak Jon juga tidak sekedar memperhatikan hal-hal yang kelihatan, tetapi jauh lebih penting memahami hal-hal yang tidak kelihatan yang berupa perlakuan terhadap pelanggan dan menganggap bahwa pelanggannya adalah seorang yang sangat penting baginya, sehingga  menghasilkan pondasi hubungan pelanggan yang sejati. Sebaliknya, seringkali justru kita hanya berkutat pada produk dan harga saja, tetapi melupakan bagaimana kita memperlakukan kepada pelanggan kita dan menganggap pelanggan kita termasuk orang yang biasa saja atau orang yang tidak penting, sehingga mereka kecewa dan meninggalkan kita selamanya.

 


Amikom Web Archives