TUHAN MEMBUKA 30 PINTU

Mohammad Suyanto

Abstract


Ketika saya mengisi seminar kewirausahaan di STIM YKPN Yogyakarta, saya mengajarkan tentang SMART IN Entrepreneur. S merupakan singkatan dari Sikap mental positif, M adalah menciptakan mimpi dan berusaha mengejarnya, A singkatan dari Ambil langkah sekarang juga, R merupakan Rahasia memulai bisnis tanpa uang tunai dan strategi melambungkan bisnis, T merupakan Terimalah kegagalan sebagai bagian dari belajar serta In adalah singkatan dari Insya Allah, semoga Allah mengijinkan kita untuk menjadi pengusaha yang sukses. Masing-masing komponen saya bahas secara rinci dan tidak terasa waktu telah “blandang” 30 menit.

  Setelah saya selesai  menyampaikan pelatihan kewirausahaan tersebut, datanglah seorang Ibu sudah agak sepuh, tetapi mempunyai semangat tinggi untuk memajukan bisnisnya, namanya Ibu Wartini. “Saya penggemar Pak Yanto di RBTV, tapi sekarang saya dapat bertemu langsung” kata Bu Wartini sembari melepas senyum.. Kemudian Bu Wartini mengeluarkan katu namanya dan diserahkan kepada saya. “Ini Pak bisnis saya” katanya. Saya membaca kartu nama Bu Wartini yang berbisnis serba Salak. Mulai dari Suwar Suwir Salak, Wajik Salak sampai Dodol Salak. “Kalau Pak Yanto ke Turi, sampai perempatan turi menuju ke selatan sampai dusun Kembangarum, Donokerto Turi Sleman. Di situ ada toko oleh-oleh di situlah Pak tempat saya, masih kecil” katanya merendah.

Bu Wartini terkesan kepada saya pada saat saya menjelaskan tentang sikap mental positif atau pandai mengambil hikmah yang merupakan senjata yang sangat ampuh dari seorang pengusaha. Setiap kegagalan atau kepahitan atau kesedihan selalu ada positifnya atau ada hikmahnya. Bahkan dalam bisnis kadangkala pintu kita ditutup oleh orang lain, memang hal itu sangat menyakitkan, tetapi bila kita ikhlas, Tuhan membuka pintu-pintu lain untuk kita. Bu Wartini menyahut : ”Saya juga pernah mengalaminya Pak. Ketika itu saya dapat pesanan 2000 pak dodol salak dari Lampung, sebagai pengusaha kecil dapat pesanan sebesar itu senang sekali Pak. Setelah pesanan tersebut saya kerjakan dan selesai, pengusaha dari Lampung tersebut datang. Setelah bercakap-cacakap ternyata hanya membeli 100 pak. Ketika itu saya pusing Pak, mau saya jual kemana sisanya. Tetapi saya hanya pengusaha kecil bisanya hanya pasrah. Tiba-tiba di daerah saya ada Kuliah Kerja Nyata (KKN), kemudian anak-anak KKN itu memberi ceramah ingin membantu memasarkan produk yang dihasilkan di daerah saya tersebut. Kemudian saya langsung ketemu mahasiswa tersebut, saya kemukakan apa yang saya alami. Mahasiswa KKN tersebut kasihan sama saya Pak. Anak-anak itu mencarikan toko makanan di kota agar barang saya tadi dapat dititipkan di toko-toko tersebut. Hikmahnya sekarang, saya sudah punya langganan sekarang 30 toko Pak”. ”Itulah Bu kemurahan Tuhan, ketika orang lain menutup satu pintu, ternyata Tuhan membuka 30 pintu untuk Bu Wartini. Semoga Bu Wartini sukses” kata saya. ”Terima kasih Pak. Kapan-kapan Pak Yanto datang ke tempat saya” katanya mengkhiri pembicaraan.  


Amikom Web Archives