DUNIA DAMAI DAN SEJAHTERA

Mohammad Suyanto

Abstract


Penyakit hati yang kedua adalah penyakit hati yang tidak menimbulkan sakit seketika. Orang yang terkena penyakit ini tidak merasakan apa-apa. Penyakit hati ini yang sangat menonjol adalah kebodohan dan hawa nafsu. Penyakit inilah sesungguhnya penyakit hati yang terbesar dan paling berbahaya, karena hati telah rusak sehingga tidak dapat merasakan apa-apa.
Hal ini disebabkan mabuk kebodohan dan hawa nafsu menghalangi untuk mengetahui penyakit tersebut. Menu- rut Ibnu Qayyim, sesungguhnya seluruh penyakit hati berasal dari nafsu, menyebar ke seluruh tubuh dan yang diserang yang pertama kali adalah hati. Dengan demikian manusia berdasarkan hawa nafsu dapat dikelompokkan menjadi dua macam. Pertama, manusia yang dikalahkan nafsunya sehingga ia bisa dikuasai dan dihancurkan nafsunya serta tunduk dan patuh pada perintah nafsunya. Kedua, manusia yang dapat mengalahkan dan memaksakan nafsunya sehingga, nafsu itupun tunduk pada perintahnya. Nafsu menyeru kepada kedurhakaan dan mengutamakan dunia, sedangkan Tuhan menyeru hamba-Nya agar takut kepada-Nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Dalam asumsi ekonomi sistem kapitalis, sumberdaya itu terbatas dan keinginan manusia (nafsu) tidak terbatas serta harta adalah milik individu yang bersifat mutlak tidak dapat diganggu gugat. Untuk menuju kesejahteraan manusia harus memaksimalkan keinginannya. Ukuran pendapatan merupakan ukuran kesejahteraan yang utama. Penduduk Amerika Serikat dalam 30 tahun pendapatannya meningkat 16%, tetapi tingkat kebahagiaannya turun 13%, yaitu dari 39% menjadi 26% penduduk yang bahagia. Dari data tersebut menunjukkan, ternyata semakin tinggi pendapatannya, tidak semakin bahagia. Bahkan kebahagiaannya menurun. Jika kita hidup di dunia ini semata-mata harta yang kita kejar, maka kita tidak akan memperoleh kebahagiaan.

Negara-negara besar berusaha dengan segala cara untuk menguasai ekonomi negara kecil sampai rela membunuh anak-anak, para wanita dan orang-orang yang tak berdosa. Hal ini dilakukan karena mengikuti hawa nafsunya. Mereka berdalih untuk menegakkan demokrasi, tetapi menurut Bung Karno dalam Buku Di Bawah Bendera Revolusi, masalahnya adalah masalah untung atau rugi, masalah ekonomi atau masa-lah kehidupan, bukan penegakan demokrasi atau yang lainnya. Kita berdoa kepada Allah mudah-mudahan setelah selesai sekolah pada bulan Ramadan ini kita dan para pemimpin dunia mampu mengendalikan nafsu.

Amikom Web Archives