BENCANA DAN MASA DEPAN GEMILANG
Abstract
Bencana dapat menimbulkan kesedihan, kerugian bahkan penderitaan, tetapi dapat pula bencana mengandung hikmah yang luar biasa. Memaksa untuk berpikir, bekerja dan berdoa lebih keras. Bencana merupakan label yang seringkali kita hubungkan dengan suatu tindakan yang hanya berbentuk kepasrahan, label ini membuat kita dikatakan orang yang tidak mampu bangkit. Hal ini menurunkan semangat kita untuk menjadi orang yang sukses. Bagi anak-anak, yang dianggap bencana yang mempunyai skor tertinggi dari hasil penelitian adalah ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.
Nabi Muhammad sudah harus menjadi yatim ketika lahir. Pada usia 6 tahun, ibunya Siti Aminah meninggal dunia, sehingga pada usia yang masih muda tersebut sudah yatim piatu dan akhirnya diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Tetapi ketika beliau berusia 9 tahun kakeknya juga meninggal dunia. Kemudian diasuh oleh Pamannya Abu Thalib yang miskin dan berprofesi sebagai pedagang. Pada usia 12 tahun oleh Abu Tholib telah diperkenalkan perdagangan internasional di Syiria. Pemuda kecil selalu merangkul Pamannya dan sangat disayang oleh Pamannya. ”Aku akan membawanya bersamaku dan kami tidak akan pernah berpisah” kata Pamannya. Di Syiria hidup seorang pendeta besar bernama Bahira yang mengundang makan kabilah Quraisy. Bahira bertanya ”Wahai kaum Quraisy, tak satupun dari kalian yang tidak hadir memenuhi undanganku”. ”Ya” jawab mereka, ”kecuali seorang anak laki-laki yang tinggal di belakang bersama barang-barang bawaannya”. Bahirapun merasa bingung dan berkata ”Itu tidak adil. Suruh ia masuk”. Ketika Bahira melihatnya, ia mulai menatapnya dengan seksama. Selesai makan dan berpencar, Bahira mendekati anak laki-laki itu serta menanyakan beberapa pertanyaan. Dan akhirnya Bahira dapat melihat ”tanda-tanda Kenabian” yang terdapat di antara kedua bahunya. Lalu Bahira mendekati Abu Thalib dan bertanya ”Bagaimana hubunganmu dengan anak laki-laki ini?”. ”Ia adalah putraku” jawab Abi Thalib. ”Bukan. Ia bukan putramu. Bapaknya tidak mungkin masih hidup” kata Bahira. ”Memang. Ia adalah anak saudaraku dan saudraku itu telah meninggal” kata Abi Thalib sambil meminta maaf. Selajutnya Bahira menasehati Abu Thalib, ”Kembalilah ke negerimu bersama keponakanmu itu dan jagalah ia dari orang-orang Yahudi. Sebab, demi Tuhan, jika mereka melihatnya serta tahu tentang ia sebagaimana yang aku ketahui, pastilah mereka akan melakukan penganiayaan terhadapnya. Suatu masa depan yang sangat besar dibentangkan baginya. Maka segeralah kembali ke negerimu bersama anak muda ini”. Abu Thalib merasa agak takut dan membawa Muhammad pulang kembali ke Mekkah segera setelah ia selesai berdagang di Syiria. Demikianlah nukilan dari buku Muhammad : Encyclopedia of Seerah, volume 2, buku ke tiga dari Afzalurrahman. Akhirnya Muhammad menjadi pemimpin dan pedagang yang piawai. Allah memilihnya sebagai Nabi dan Rasul. Bapak ekonomi barat, Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations pada halaman 655, menyebutkan bahwa Muhammad merupakan pemimpin yang dapat menyatukan bangsa besar di semenanjung Arabia. Nabi Muhammad dipilih oleh Michael Hart sebagai orang nomor satu yang paling berpengaruh dalam sejarah. Demikian pula Abraham Lincoln harus kehilangan ibunya pada usia 9 tahun dan ditinggal oleh kakaknya yang paling ia cintai pada usia 17 tahun. Akhirnya menjadi Presiden Amerika yang sukses. Saya pribadi juga harus berpisah dengan kedua orang tua saya ketika usia saya 3 tahun. Ternyata bencana itu kalau kita dapat mengambil sisi positif dapat membawa kita untuk terbang lebih tinggi dan menciptakan masa depan yang gemilang.