PEMIMPIN CALON PENGHUNI SURGA (1)
Abstract
Dalam buku At-Tibr al-Masbuk fi Nashihah al-Muluk, Al-Ghazali memberikan nasihat kepada para pemimpin dengan 10 pokok nasihat. Pertama, pemimpin harus mengetahui kedudukan dan pentingnya kekuasaan. Sesungguhnya kekuasaan adalah sebagian nikmat dari Allah. Siapa saja yang menjalankan kekuasaan dengan benar, maka ia akan memperoleh kebahagiaan yang tidak ada bandingannya, dan tidak ada kebahagiaan yang melebihi itu. Siapa yang lalai dan tidak menegakkan kekuasaan dengan benar, maka ia akan mendapat siksa karena kufur kepada Allah. “Keadilan pemimpin satu hari lebih dicintai Allah daripada beribadah tujuh puluh tahun “ sabda Rasulullah.
Kedua, senantiasa merindukan petuah para ulama dan gemar mendengarkan nasihat mereka. Hati-hati dengan ulama yang menyukai dunia. Mereka akan memperdayaimu, mencari kerelaanmu untuk mendapatkan apa-apa yang ada di tanganmu berupa hal-hal yang buruk dan haram agar mereka mendapatkan sesuatu dengan maker dan tipu daya. Orang yang berilmu adalah orang yang tidak menginginkan hartamu, dan orang yang senantiasa memberimu wejangan serta petuah. Umar bin Abdul Aziz berkata kepada Muhammad bin Ka’ab al-Qurzhi “Terangkanlah kepadaku tentang keadilan”. Dia menjawab “Siap muslim yang usianya lebih tua darimu, jadikanlah sebagai orang tua. Siapa saja yang usianya lebih muda darimu, jadikanlah sebagai anak. Siapa saja yang usianya sama , jadikanlah saudara. Hukumlah setiap orang yang berbuat kesalahan sesuai dengan kadar hukumnya. Satu cambukan kepada orang Muslim karena kebencianmu, akan mengantarkanmu ke dalam neraka.”
Ketiga, janganlah merasa puas dengan keadaanmu yang tidak pernah melakukan kezaliman. Lebih dari itu, didiklah para pembantu, sahabat, pegwai dan para wakilmu. Janganlah engkau tinggal diam melihat kezaliman mereka, karsesungguhnya engkau akan ditanya tentang perbuatan zalim mereka sebagana akan ditanya tentang perbuatan zalimmu. Umar bin Kaththab menulis surat kepada bawahannya, yaitu Abu Musa al-Asy’ary sebagai berikut : “Sngguhnya wakil yang paling berbahagia adalah wakil yang rakyatnya merasa bahagia Sesungguhnya wakil yang paling celaka adalah wakil yang rakyatnya dalam keadaan paling sengsara. Oleh karena itu, mudahkanlah karena sesungguhnya bawahanmu akan mengikuti perilakumu. Perumpamaanmu adalah seperti binatang melihat rumput hijau, kemudian memakannya dalam jumlah banyhingga gemuk. Ternyata kegemukannya membawa kemalangan karena hal itu membuat dia disembelih dan dimakan manusia.”
Keempat, kebanyakan wakil memiliki sifat sombong. Salah satu bentuk kesombongannya adalah bila marah, ia akan menjatuhkan hukuman. Kemarahan adalah perkara yang membinasakan akal, musuh dan penyakit akal. Kemarahan merupakan Seperempat Kebinasaan. Jika amarah mendominasimu, maka engkau harus condong kepada sifat pemaaf dan kembali kepada sifat mulia. Jika hal itu menjadi kebiasaanmu, maka engkau sudah meneladani para nabi dan para aulia. Jika engkau menjadikan kemarahan sebagai kebiasaan, maka engkau serupa dengan binatang buas. Dari Abu Darda’ r.a. berkata ” Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatuamalan yang akan memasukkan aku ke dalam surga. Rasullah bersabda ”Jangan marah, kamu akan masuk surga.”
Kelima, sesungguhnya pada setiap kejadian yang menimpa dirimu, engkau mesti membayangkan bahwa engkau adalah salah seorang rakyat, sementara selain dirimu adalah pemimpin. Dengan itu, apa yang tidak engkau ridha bagi dirimu sendiri, tidak pula akan diridhai oleh salah seorang Muslim. Jika engkau meridhai mereka dalam apa yang tidak engkau ridhai untuk dirimu sendiri, berarti engkau mengkhianati dan menipu bawahanmu. ”Siapa yang ingin selamat dari panas api neraka dan masuk surga, ia mesti – ketika datang kepadanya kematian-menemukan kesaksian dengan lisannya. Setiap yang dia tidak ridhai bagi dirinya sendiri, maka tidak seorangpun dari kaum Muslim meridhainya.”