REALITAS PERGURUAN TINGGI DALAM PERSPEKTIF KEILMUAN
Abstract
Berbicara mengenai demokratisasi perguruan tinggi di Indonesia, dan secara lebih khusus lagi mengenai rea-litas perguruan tinggi dalam perspektif keilmuan, tidak pernah akan lepas dari perjalanan peran perguruan tinggi itu setelah eksistensinya diakui oleh bangsa-bangsa di dunia ini beberapa abad yang silam. Oleh karena di dalam perjalanannya sering terjadi transformasi konsep-konsep dan kaidah-kaidah, maka introduksi historis mengenai ek-sistensi perguruan tinggi dengan konsep serta kaidahnya kiranya perlu dipresentasikan terlebih dahulu.
Beberapa pakar sependapat bahwa eksistensi pergu-ruan tinggi di dunia ini dimulai sejak jaman Plato yang hidup sekitar 4 abad SM, atau tepatnya 427-347 SM. Plato adalah murid Socrates (470-399 SM) yang sangat terkemuka. Ketika sang guru "tiada" maka Plato sangat berkeinginan mengembangkan ide-ide gurunya; disamping juga ide-idenya sendiri. Plato berkeliling dunia untuk menemui para ahli filsafat pada waktu itu; antara lain Euclid (Mesir) dan Philolaus (Italia). Setelah kembali dari Sicilia, tahun 387 SM, Plato mendirikan "tempat pertemuan" pada sebuah bukit yang banyak ditumbuhi pohon zaitun di Athena. Tem-pat pertemuan itu dinamakan academia.